Selasa, 27 September 2011

PAUD Emban Peran Vital



PAUD Emban Peran Vital


HARIAN SINDO, Thursday, 22 July 2010

Semua pihak hendaknya seoptimal mungkin membantu gerakan pelayanan pendidikan anak usia dini (PAUD) di Tanah Air.Namun, masyarakat jangan asal membuka PAUD tanpa memenuhi standar.
Ditinjau dari sejarahnya, PAUD di Indonesia mulai diperhatikan pemerintah secara sungguh- sungguh dan mencangkup rentang usia 0-6 tahun sejak 2002. Dengan demikian,pengembangan PAUD yang mencangkup rentang usia 0-6 tahun secara nasional baru berjalan tujuh tahun. Kendati begitu, Direktur Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan Nasional Hamid Muhammad mengingatkan,dari enam program utama yang tercantum dalam rencana strategis kementerian,PAUD adalah yang pertama dan utama. 


”Karena itu, saya minta betul kepada kita semua para praktisi, para pemerhati dan semua yang peduli terhadap PAUD,mari kita optimalkan upaya-upaya menangani PAUDke depan,”kataHamidketika memberikan penghargaan kepada pemenang lomba kreativitas dan kreasi seni dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional 2010. Hamid juga mengingatkan, pada akhir 2014 target minimal 72,9% angka partisipasi PAUD harus tercapai.Menurut dia,target dalam lima tahun mendatang ini luar biasa ambisius. 


Sekarang ini posisinya 53%, artinya selama 5 tahun diminta menaikkan 20% angka partisipasi sehingga ratarata setiap tahun 4% harus naik dari sekitar 29 juta anak. Maka, setiap tahun wajib minimal 1,2 juta tambahan anak usia dini yang harus dilayani. Dia mengajak semua pihak untuk seoptimal mungkin membantu gerakan pelayanan PAUD di Tanah Air. Karena itu, pemerintah berharap kepada Himpunan Pendidikan Anak Usia Dini (Himpaudi), Forum PAUD,mitra-mitra organisasi sosial kemasyarakatan untuk berupaya seoptimal mungkin agar PAUD ini betul-betul diwujudkan. 


Kendati demikian,masyarakat jangan asal membuka PAUD tanpa memenuhi standar layanan minimal yang sudah ditetapkan. Menurut dia, kendati PAUD, kelompok bermain,dan taman pendidikan Alquran (TPA) pendiriannya bersifat fleksibel.Namun, persyaratan dasar atau minimal itu tidak bisa ditawar. Fleksibel itu di dalam program pembelajarannya, tetapi kalau ketentuan kelembagaan, ketentuan tutor, ketentuan pendidik, ketentuan manajemen itu memang harus mengikuti standar yang telah ditetapkan. 


Hamid Muhammad juga mengimbau kepada seluruh lapisan masyarakat agar turut serta mengampanyekan stop kekerasan terhadap anak.Aksi tersebut sebagai ungkapan kepedulian terhadap perlindungan anak.”Mereka yang perlu dilindungi adalah anak-anak di tingkat pendidikan anak usia dini sampai dengan usia 18 tahun. Usia tersebut adalah usia emas dalam pertumbuhan anak,”kata Hamid. Adapun puncak peringatan Hari Anak Nasional akan diperingati pada Jumat, 23 Juli 2010, di Sasono Langen Budaya, Taman Mini Indonesia Indah.


Hadir dalam acara ini,Presiden Susilo Bambang Yudhoyono beserta Ibu Ani Yudhoyono. Tema Hari Anak Nasional 2010 adalah ”Anak Indonesia Belajar untuk Masa Depan” dengan subtema ”Kami Anak Indonesia Jujur,Berakhlak Mulia,Cerdas dan Berprestasi”. Makna tema tersebut, Hamid menjelaskan, sebagai penyadaran akan pentingnya kegiatan belajar dan menumbuhkembangkan situasi yang memberikan kesempatan belajar bagi anak-anak Indonesia untuk meraih masa depan yang cemerlang. 


Sementara, makna subtema sebagai ungkapan jati diri anakanak Indonesia yang senantiasa menjunjung tinggi kejujuran, akhlak yang mulia,cerdas dan berprestasi dalam belajar. “Hari Anak Nasional diperingati setiap tahun dengan tujuan menggugah kesadaran kita semua akan tanggung jawab dalam memenuhi kebutuhan esensi anak Indonesia yang meliputi kebutuhan akan perawatan kesehatan, pemenuhan gizi,pendidikan,perlindungan tindak kekerasan dan diskriminasi, serta pengasuhan yang benar,”ucap Hamid Sementara, Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen (IKK) Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) Institut Pertanian Bogor (IPB) bekerja sama dengan Indonesian Singapore Friendship Association (ISFA)yang berkedudukan di Singapura membentuk Early Child Education and Development Labschool (IEL)/ Labscool Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Ciwaluya, Bogor. 


”Sekolah ini memiliki beberapa keunggulan, di antaranya memfokuskan pada pendidikan holistik berbasis karakter (perkembangan kognitif, sosial, emosi, fisik, spiritual, dan karakter) yang dikembangkan oleh Indonesia Heritage Foundation (IHF). Sekolah ini menggunakan dua bahasa (bahasa Indonesia dan Inggris) dan memiliki mutu pendidikan berstandar internasional sebagai hasil kerja sama IPB dan ISFA.Tenaga pengajarnya berkualifikasi baik dengan pendidikan sarjana di bidang tumbuh kembang anak, keluarga, dan gizi,” tutur Direktur IEL Dwi Hastuti.


Labschool PAUD ini menyelenggarakan empat program,yaitu Kinder,Play Group,Day Care, dan Afterschool, serta satu program tambahan. Keunggulan lain dari IEL adalah program Kinder yang diselenggarakan dengan sistem sentra yang meliputi sentra seni dan kreativitas, eksplorasi, rancang bangun,imajinasi,persiapan, perpustakaan, olahraga, ibadah, dan memasak. Sementara itu, Direktur IHF Ratna Megawangi Ratna menjelaskan pentingnya pendidikan holistik berbasis karakter. Para guru dijadikan sebagai contoh, teladan,dan fasilitator. 


Anak-anak diberikan kebebasan untuk bertanya kepada guru tersebut. Menurut Ratna, 80% pertumbuhan dan perkembangan otak terjadi pada usia dini (usia keemasan) yaitu di bawah enam tahun.Hasil penelitian menunjukkan bahwa praktik pendidikan yang tidak patut (contohnya,terlalu berorientasi akademik) pada anak-anak usia dini menyebabkan anak tidak mampu berpikir kritis, tidak dapat menyelesaikan permasalahan kehidupan, tidak kreatif, dan tidak suka belajar.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar