PAUD Emban Peran Vital
HARIAN
SINDO, Thursday, 22 July 2010
Semua
pihak hendaknya seoptimal mungkin membantu gerakan pelayanan pendidikan anak
usia dini (PAUD) di Tanah Air.Namun, masyarakat jangan asal membuka PAUD tanpa
memenuhi standar.
Ditinjau
dari sejarahnya, PAUD di Indonesia mulai diperhatikan pemerintah secara
sungguh- sungguh dan mencangkup rentang usia 0-6 tahun sejak 2002. Dengan
demikian,pengembangan PAUD yang mencangkup rentang usia 0-6 tahun secara
nasional baru berjalan tujuh tahun. Kendati begitu, Direktur Jenderal
Pendidikan Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan Nasional Hamid
Muhammad mengingatkan,dari enam program utama yang tercantum dalam rencana
strategis kementerian,PAUD adalah yang pertama dan utama.
”Karena
itu, saya minta betul kepada kita semua para praktisi, para pemerhati dan semua
yang peduli terhadap PAUD,mari kita optimalkan upaya-upaya menangani PAUDke
depan,”kataHamidketika memberikan penghargaan kepada pemenang lomba kreativitas
dan kreasi seni dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional 2010. Hamid juga
mengingatkan, pada akhir 2014 target minimal 72,9% angka partisipasi PAUD harus
tercapai.Menurut dia,target dalam lima tahun mendatang ini luar biasa ambisius.
Sekarang
ini posisinya 53%, artinya selama 5 tahun diminta menaikkan 20% angka
partisipasi sehingga ratarata setiap tahun 4% harus naik dari sekitar 29 juta
anak. Maka, setiap tahun wajib minimal 1,2 juta tambahan anak usia dini yang
harus dilayani. Dia mengajak semua pihak untuk seoptimal mungkin membantu
gerakan pelayanan PAUD di Tanah Air. Karena itu, pemerintah berharap kepada
Himpunan Pendidikan Anak Usia Dini (Himpaudi), Forum PAUD,mitra-mitra
organisasi sosial kemasyarakatan untuk berupaya seoptimal mungkin agar PAUD ini
betul-betul diwujudkan.
Kendati
demikian,masyarakat jangan asal membuka PAUD tanpa memenuhi standar layanan
minimal yang sudah ditetapkan. Menurut dia, kendati PAUD, kelompok bermain,dan
taman pendidikan Alquran (TPA) pendiriannya bersifat fleksibel.Namun,
persyaratan dasar atau minimal itu tidak bisa ditawar. Fleksibel itu di dalam
program pembelajarannya, tetapi kalau ketentuan kelembagaan, ketentuan tutor,
ketentuan pendidik, ketentuan manajemen itu memang harus mengikuti standar yang
telah ditetapkan.
Hamid
Muhammad juga mengimbau kepada seluruh lapisan masyarakat agar turut serta
mengampanyekan stop kekerasan terhadap anak.Aksi tersebut sebagai ungkapan
kepedulian terhadap perlindungan anak.”Mereka yang perlu dilindungi adalah
anak-anak di tingkat pendidikan anak usia dini sampai dengan usia 18 tahun.
Usia tersebut adalah usia emas dalam pertumbuhan anak,”kata Hamid. Adapun
puncak peringatan Hari Anak Nasional akan diperingati pada Jumat, 23 Juli 2010,
di Sasono Langen Budaya, Taman Mini Indonesia Indah.
Hadir
dalam acara ini,Presiden Susilo Bambang Yudhoyono beserta Ibu Ani Yudhoyono.
Tema Hari Anak Nasional 2010 adalah ”Anak Indonesia Belajar untuk Masa Depan”
dengan subtema ”Kami Anak Indonesia Jujur,Berakhlak Mulia,Cerdas dan
Berprestasi”. Makna tema tersebut, Hamid menjelaskan, sebagai penyadaran akan
pentingnya kegiatan belajar dan menumbuhkembangkan situasi yang memberikan
kesempatan belajar bagi anak-anak Indonesia untuk meraih masa depan yang
cemerlang.
Sementara,
makna subtema sebagai ungkapan jati diri anakanak Indonesia yang senantiasa
menjunjung tinggi kejujuran, akhlak yang mulia,cerdas dan berprestasi dalam
belajar. “Hari Anak Nasional diperingati setiap tahun dengan tujuan menggugah
kesadaran kita semua akan tanggung jawab dalam memenuhi kebutuhan esensi anak
Indonesia yang meliputi kebutuhan akan perawatan kesehatan, pemenuhan
gizi,pendidikan,perlindungan tindak kekerasan dan diskriminasi, serta
pengasuhan yang benar,”ucap Hamid Sementara, Departemen Ilmu Keluarga dan
Konsumen (IKK) Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) Institut Pertanian Bogor (IPB)
bekerja sama dengan Indonesian Singapore Friendship Association (ISFA)yang
berkedudukan di Singapura membentuk Early Child Education and Development
Labschool (IEL)/ Labscool Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Ciwaluya, Bogor.
”Sekolah
ini memiliki beberapa keunggulan, di antaranya memfokuskan pada pendidikan
holistik berbasis karakter (perkembangan kognitif, sosial, emosi, fisik,
spiritual, dan karakter) yang dikembangkan oleh Indonesia Heritage Foundation
(IHF). Sekolah ini menggunakan dua bahasa (bahasa Indonesia dan Inggris) dan
memiliki mutu pendidikan berstandar internasional sebagai hasil kerja sama IPB
dan ISFA.Tenaga pengajarnya berkualifikasi baik dengan pendidikan sarjana di
bidang tumbuh kembang anak, keluarga, dan gizi,” tutur Direktur IEL Dwi
Hastuti.
Labschool
PAUD ini menyelenggarakan empat program,yaitu Kinder,Play Group,Day Care, dan
Afterschool, serta satu program tambahan. Keunggulan lain dari IEL adalah
program Kinder yang diselenggarakan dengan sistem sentra yang meliputi sentra
seni dan kreativitas, eksplorasi, rancang bangun,imajinasi,persiapan,
perpustakaan, olahraga, ibadah, dan memasak. Sementara itu, Direktur IHF Ratna
Megawangi Ratna menjelaskan pentingnya pendidikan holistik berbasis karakter.
Para guru dijadikan sebagai contoh, teladan,dan fasilitator.
Anak-anak diberikan kebebasan untuk bertanya kepada guru
tersebut. Menurut Ratna, 80% pertumbuhan dan perkembangan otak terjadi pada
usia dini (usia keemasan) yaitu di bawah enam tahun.Hasil penelitian
menunjukkan bahwa praktik pendidikan yang tidak patut (contohnya,terlalu
berorientasi akademik) pada anak-anak usia dini menyebabkan anak tidak mampu
berpikir kritis, tidak dapat menyelesaikan permasalahan kehidupan, tidak
kreatif, dan tidak suka belajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar